My Aktivitas
berbagai kegiatan yang telah dilakukan baik pelatihan, pembelajaran ataupun yang lain.
TUTORIAL
Tutorial yang berupa panduan dalam menjalankan aplikasi baik berbasis web maupun aplikasi.
INFORMASI DIKLAT ATAUPUN KEGIATAN LAINNYA
berbagai macam informasi/berita yang berkaitan dengan dengan pendidikan.
APLIKASI BERBASIS WEB DAN MS EXCELL
Aplikasi berbasis Website ataupun Aplikasi berbasis Excell untuk dunia pendidikan.
PERANGKAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)
RPP, Silabus, Modul/Bahan Ajar dan yang lain untuk Kompetensi keahalian teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
ARTIKEL
berbagai macam artikel baik untuk dunia pendidikan ataupun penelitian .
MODUL/BUKU/MATERI
Kumpulan Modul/Buku Panduan/Materi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya untuk Pendidik.
Guru Penggerak atau Pengajar Praktik?
Mengenal Lebih Dekat Guru Penggerak
Guru Penggerak??
Judul diatas mungkin masih menjadi pertanyaan paling umum di kalangan
pendidik, banyak yang beranggapan bahwa Guru Penggerak adalah hanya untuk
menjadi sebagian syarat jika ingin menjadi “Kepala Sekolah” di satuan
pendidikan. Hal ini mungkin karena adanya aturan Permendikbudristek No 40 akan
tetapi dalam kontek yang saya pahami adalah sertifikat guru penggerak hanya 1
syarat yang boleh tidak dipenuhi oleh kepala sekolah asalkan beberapa syarat
yang lain terpenuhi dan tujuan utama dari adanya program Guru Penggerak adalah
untuk mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia.
Dengan coretan ini saya berharap pemahaman sebagian besar pendidik di
Indonesia menjadi lebih terbuka bukan hanya sebatas bahwa Guru Penggerak agar
dapat menjadi Kepala Sekolah saja dan nantinya banyak pendidik yang mulai tergerak
untuk mengikuti Program Guru Penggerak sehingga nantinya di setiap sekolah ada
seorang guru penggerak ayang akan mempermudah dalam pelaksanaan transformasi
pendidikan.
Secara ringkas dikutip dari berbabagi sumber adanya Program Guru
Penggerak dimulai saat Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang baru yaitu Bapak Nadiem Makarim, menerbitkan
surat edaran nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan merdeka belajar dalam
penentuan kelulusan peserta didik menimbulkan pro dan kontra dari berbagai
kalangan, “Merdeka Belajar” atau “Kebebasan Belajar”. Konsep “Kebebasan
Belajar”, yaitu membebaskan institusi pendidikan dan mendorong peserta didik
untuk berinovasi dan mendorong pemikiran kreatif. Konsep ini kemudian diterima
mengingat visi misi Pendidikan Indonesia ke depan demi terciptanya manuasia
yang berkualitas dan mampu bersaing diberbagai bidang kehidupan. Menghadapi era
revolusi industry 4.0, yang menekankan konsep merdeka belajar, setiap lembaga
pendidikan diharapkan memiliki daya saing dan inovasi yang mampu berkolaborasi
supaya tidak mengalami ketertinggalan. Di era revolusi 4.0, sistem pendidikan
diharapkan mampu mewujudkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir
kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif serta memiliki
ketrampilan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi.
Konsep merdeka belajar
merupakan respons terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industry
4.0. Nadiem Makarin sebagai Menteri Pendidikan RI, sebagai mana yang dikutip
oleh tempo. com 2019, menegaskan bahwa merdeka belajar merupakan kemerdekaan
berfikir yang dimulai dari guru. Peserta didik tidak hanya diajarkan informasi
yang mereka harapkan untuk diingat dan diingat ketika ditanya, sebaliknya
mereka belajar untuk berpikir kritis dengan cara yang tidak konformis dan tidak
terkekang. Guru yang mendidik sebagai praktik kebebasan mengajar tidak hanya
untuk berbagi informasi tetapi untuk berbagi dalam pertumbuhan intelektual dan
spiritual peserta didik .
Dengan perkembangan
kebijakan pendidikan, tentu guru harus mampu untuk beradaptasi dengan kebijakan
yang berlaku. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran,
Sebagai tenaga profesional maka guru harus mampu menyelenggarakan pembelajaran
yang bermutu, yang dapat menghasilkan generasi yang terdidik, generasi yang
mampu bersaing secara global dan memiliki moral yang baik
Guru harus mampu
mengubah paradigma yang lama dengan mengikuti kebijakan-kebijakan yang baru.
Dalam menghadapi era industry 4.0, guru harus mampu meng-Upgrade dirinya dengan mengembangkan
kompetensi pedagogiknya, sehingga mampu membimbing dan mengarahkan peserta
didik untuk menggunakan daya nalarnya dengan baik. Guru yang memiliki
kemerdekaan berpikir tentu mampu memberikan stimulus yang meransang peserta
didik untuk menggunakan daya nalarnya dengan baik dan memiliki daya cipta
sesuai dengan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Untuk menciptakan
pembelajaran yang merdeka bagi peserta didik, tentu guru harus mampu
menggunakan daya kreatifnya dalam mendesain pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode dan media pembelajaran yang ada. Proses pembelajaran akan
menarik dan menyenangkan jika guru mampu mendesain pembelajaran dengan kreatif.
Guru bisa memilih metode-metode yang cocok dengan menggunakan media
pembelajaran untuk membantu peserta didik mampu mengerti dan memahami materi
yang diajarkan.
Dengan metode
pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan media pembelajaran yang tepat akan
tercipta pembelajaran yang tidak monoton. Dengan demikian, tujuan dan kebijakan
pemerintah tentang merdeka belajar akan tercapai dengan baik. Fenomena yang
terjadi bahwa masih banyak guru merasa bingung dan tidak terbiasa dengan penggunaan
media pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran hanya metode
caramah atau penugasan saja. Guru ibarat teko dan peserta didik sebagai gelas.
Guru memberi materi dan peserta didik hanya menunggu dengan pasif. Dalam hal
ini pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik, namun pada guru. Proses
pembelajaran yang seperti ini mengerdilkan daya pikir dan kreatifitas peserta
didik, karena peserta didik tidak diberi kesempatan dalam mengekspresikan
dirinya secara bebas dan merdeka.
Dalam hal penyususan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), selama ini masih ada beberapa guru
hanya melakukan copy paste. Hal ini terjadi karena banyaknya komponen-komponen
yang harus dimuat secara rinci dalam RPP sehingga banyak menghabiskan waktu,
padahal guru harus melakukan proses pembelajaran. Dalam program merdeka belajar
guru harus memiliki pemikiran yang bebas dan merdeka dalam mendesain
pembelajaran yang ada sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru memiliki
kemerdekaan dalam memilih elemen-elemen dari kurikulum untuk dikembangkan dalam
proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kebebasan yang
dimiliki guru dalam memilih elemen-elemen yang ada dalam kurikulum harus mampu
menciptakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk memiliki pemikiran
yang kritis dalam memecahkan berbagai masalah yang ada, mampu menumbuhkan daya
cipta yang kreatif serta memiliki karakter yang baik dalam menjalin komunikasi
dan kerja sama dengan orang lain
Dari kondisi diatas maka untuk mewujudkan program merdeka belajar, pemerintah melaksanakan program guru penggerak dalam
menggerakkan para guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam
pembelajaran merdeka belajar. Diharapkan di setiap sekolah ada
minimal 1 Guru Penggerak sehingga transformasi Pendidikan bisa berjalan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan yaitu Merdeka Belajar.
Semoga coretan ini bisa merubah mainsheet/pemahaman sebagian besar
pendidik bahwa Guru Penggerak merupakan sebuah program untuk melakukan transformasi
pendidikan di Indonesia. Sama seperti adanya sertifikasi guru yang masih
dianggap bahwa sertifikasi guru hanya untuk meningkatkan kesejahteraan yang
menjadi tujuan utama bukan karena sertifikat profesi guru adalah bukti bahwa
guru yang telah memiliki sertifikat pendidik adalah guru yang telah diakui
melalui secara kompeten untuk melaksanakan tugas menjadi pendidik dalam sebuah
satuan pendidikan.
Semua dikembalikan ke pribadi masing masing pendidik mengenai pandangan pendidik
terhadap guru penggerak ataupun sertifikasi guru, yang perlu diingat adalah
jika sudah menjadi seorang pendidik maka harus memahami arti “pendidik yang
sebenarnya” sesuai dengan ajaran Ki Hajar Dewantara sebagai acuan dalam
melaksanakan pendidikan di Indonesia.
Apa Itu Google Workspace for Education?
Akun Belajar.id
Makna Sertifikasi Pendidik/Sertifikasi Guru
Alasan utama mengapa diberi judul tersebut adalah dalam kondisi yang saya rasakan di lingkungan sekitar adalah tidak tepatnya pemahaman sertifikasi guru. Mungkin banyak sekali ditemui sekolah bahwa guru yang memiliki sertifikat sertifikasi guru maka ia harus diberi tambahan tugas lainnya selain tugas mengajar.
MEMAHAMI ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
1.
Sederhana dan Informatif
Alur Tujuan Pembelajaran yang disusun harus dapat dipahami oleh guru
sebagai pihak yang merancang ATP maupun pembaca. Oleh karena itu, agar ATP
Kurikulum Merdeka lebih mudah dipahami, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan
istilah atau terminologi yang umum digunakan, serta tidak mengandung makna yang
ambigu.
Jika menggunakan istilah khusus, Bapak/Ibu guru dapat mencantumkan
penjelasannya dalam bentuk glosarium.
2.
Esensial dan Kontekstual
Alur Tujuan Pembelajaran juga harus memuat aspek pembelajaran yang paling
mendasar atau penting, yakni kompetensi, konten, dan hasil pembelajaran.
Ketersediaan pengalaman belajar yang sejalan dengan lingkungan sekitar atau
kehidupan di dunia nyata juga perlu dipertimbangkan. Dengan begitu, siswa lebih
mudah dalam mengimplementasikan pembelajaran yang diperolehnya.
3.
Berkesinambungan
Berkesinambungan artinya, adanya keterkaitan antarfase dan antar tujuan dan
merupakan pencapaian yang disusun secara berurutan, sistematis, dan berjenjang
agar dapat memperoleh Capaian Pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap
mata pelajaran. Selain itu, ATP juga harus disusun secara kronologis
berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.
4.
Pengoptimalan tiga aspek kompetensi
Ada tiga aspek kompetensi yang harus dioptimalkan pada siswa, yaitu
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengoptimalan ketiga aspek kompetensi ini
harus selaras dengan tahapan kognitif siswa yang terdiri dari kemampuan
mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta,
serta dimensi pengetahuan (faktual – konseptual – prosedural – metakognitif).
Tak hanya aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa saja,
pengoptimalan juga perlu dilakukan pada penumbuhan kecakapan hidup, seperti
kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif, serta dimensi
Profil Pelajar Pancasila yang terdiri enam dimensi, yakni beriman, mandiri,
bergotong-royong, bernalar kritis, dan kreatif.
5.
Merdeka Belajar
Merdeka belajar adalah prinsip utama yang harus dipahami guru dalam
penyusunan ATP Kurikulum Merdeka. Merdeka belajar sendiri berarti:
§ Memerdekakan siswa
dalam berpikir dan bertindak pada ranah akademis dan bertanggung jawab secara
moral.
§ Memfasilitasi dan
menginspirasi kreativitas siswa dengan mempertimbangakn keunikan yang dimiliki
setiap siswa, mulai dari kecepatan belajar, gaya, dan minat siswa.
§ Mengoptimalkan peran
dan kompetensi guru dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
6.
Operasional dan Aplikatif
Perumusan ATP harus dapat memvisualisasikan dan mendeskripsikan proses
pembelajaran serta penilaian secara utuh. Dengan begitu, ATP dapat menjadi
landasan operasional yang aplikatif dalam merancang modul ajar.
7.
Adaptif dan Fleksibel
Alur Tujuan Pembelajaran yang disusun juga harus adaptif dan fleksibel. Ini
artinya, ATP dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,
siswa, dan satuan pendidikan dengan mempertimbangkan alokasi waktu dan
keterkaitan antarmata pelajaran, serta ruang lingkup pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstra
kurikuler.
- Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives).
- Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
- Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase.
- Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik).
- Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru.
- Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase).
- Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode.
- Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
- Kemampuan prasyarat yang perlu dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi pada Capaian Pembelajaran.
- Cakupan dan keluasan Tujuan Pembelajaran (TP). Tujuan Pembelajaran ini sebaiknya dibuat sespesifik mungkin. Jika terlalu umum, guru dapat memecahnya menjadi ke dalam beberapa TP.
- Keterkaitan antar TP. Guru harus memperhatikan apakah materi pada sebuah TP sudah cukup didukung oleh materi pada TP yang lain.
- Selain itu, guru yang menyusun ATP Kurikulum Merdeka sendiri juga harus memperhatikan, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase.
- Pahami rasional, karakteristik mata pelajaran, dan tujuan mata pelajaran terlebih dahulu yang terdapat pada Capaian Pembelajaran.
- Setelah itu, guru dapat menguraikan Capaian Pembelajaran berdasarkan konten atau materi esensial dan kompetensi setiap elemen mata pelajaran.
- Lakukan analisis kompetensi setiap elemen yang terdapat pada setiap mata pelajaran dalam satu fase tersebut..
- Langkah selanjutnya adalah membagi kompetensi-kompetensi pada Capaian Pembelajaran ke dalam jenjang kelas satu fase dan alokasi waktunya untuk membentuk sebuah ATP.
- Perhatikan total alokasi waktu dalam satu tahun dan elemen-elemen pada mata pelajaran saat menentukan alokasi waktu.
- Selanjutnya, merumuskan TP untuk mencapai kompetensi akhir.
- Menentukan ruang lingkup materi dan rencana asesmen.
- Menentukan metode pengajaran yang disesuaikan dengan laju perkembangan anak dan dikembangkan oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai Capaian Pembelajaran.
Siapkah Pendidik/Guru Dengan Kurikulum Merdeka ?
Judul tersebut merupakan pertanyaan yang sampai sekarang masih menghantui pikiran terutama pendidik sebagai garda terdepan dalam pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka
Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Merdeka
Dikutip dari https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/
Latar Belakang Adanya Perubahan Kurikulum _______________
Hasil Programme for
International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15
tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan
yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut
memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok
sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya
pandemi COVID-19.
Untuk mengatasi hal
tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi
khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa
pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat
menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi
sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi).
Untuk mendukung visi
pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran,
Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe)
dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus
berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta
didik.
Karakteristik Utama ___________________
Karakteristik dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan
pembelajaran adalah:
- Fokus pada materi esensial
sehingga pembelajaran lebih mendalam,
- Waktu lebih banyak untuk
pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar
konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
- Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong
pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan
kondisi satuan pendidikan.
- Memberikan fleksibilitas bagi
pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk
mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran
berkualitas.
- Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
Prinsip
Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka __________
Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan
pembelajaran sebagai berikut:
- Pembelajaran
intrakurikuler yang dilakukan secara
terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan
keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
- Pembelajaran
kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang
berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
- Pembelajaran
ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan
minat murid dan sumber daya satuan pendidik.
4.
Satuan pendidikan menerjemahkan Capaian Pembelajaran
dengan menyusun kurikulum operasional dan rencana pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan belajar pelajar dan karakteristik satuan pendidikan
masing-masing. Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata
pelajaran tersendiri, tematik, integrasi, atau sistem blok.
5.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum
dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi
jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.
6. Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
merupakan siklus yang melalui tiga tahapan berikut:
a. Asesmen diagnostik
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi,
karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran
murid. Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran,
sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut
terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.
b. Perencanaan
Guru menyusun proses pembelajaran sesuai
dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan
murid berdasarkan tingkat kemampuan.
c. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen
formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran
murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan.
Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen
sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka
Bagi Satuan Pendidikan ____________
- Platform Merdeka
Mengajar: Menyediakan beragam topik pelatihan tentang
Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan,
Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar
lainnya yang bisa diakses secara mandiri maupun kelompok kapanpun dan
dimanapun.
- Seri Webinar (dari
Pusat dan Daerah): Kemendikbudristek dan Unit
Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi
Kurikulum Merdeka untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi
guru, kepala satuan pendidikan dan unsur pemangku pendidikan.
- Komunitas Belajar: Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi,
belajar, dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh
pendidik pada tingkat Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas
Daring.
- Narasumber Berbagi
Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat): Narasumber berasal dari pendidik yang telah mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka dan telah diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik
dapat dihubungi melalui Platform Merdeka Mengajar.
- Mitra Pembangunan: Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang secara
mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat daerah
dan/atau tingkat satuan
pendidikan. - Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk): Pendidik dan kepala satuan pendidikan dapat menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui pusat layanan bantuan. Pusat layanan bantuan dapat diakses melalui WhatsApp: 0812 8143 5091.
Ulasan Mengapa kurikulum perlu berubah silahkan baca di
blog ini
MENCURI ILMU dari adanya SUPERVISI AKADEMIK
Itulah salah satu manfaat yang saya dapatkan saat menjadi supervisor saat pelaksanaan Supervisi Akademik. Ini dilakukan dari tanggal 10 Oktober s.d 21 Oktober 2022 di SMK Pembangunan Karangmojo
Banyak
ilmu yang saya dapatkan saat melakukan supervisi kepada bapak/ibu guru yang
hebat. Dimulai pada hari Senin 10 Oktober 2022 di kelas XI OB saat Bapak Qodri
S,Pd melakukan proses pembelajaran baik di kelas maupun saat praktik. metode mengajar
yang menyenangkan bagi siswa yang membuat siswa begitu antusias untuk mengikuti
proses pembelajaran terutama pada saat praktik. Walaupun tegas tetapi siswa
tidak merasakan dalam tekanan saat melaksanakan proses pembelajaran.
Hari
Rabu 14 Oktober 2022 di kelas XI TBSM saat Bapak Roli Marfendi, ST melakukan
pembelajaran di ruang kelas, keahlian dalam menggunakan media pembelajaran yang
menyebabkan siswa dapat memahami secara gamblang materi yang disampaikan, siswa
dengan antusias mengikuti pembelajaran karena dapat melihat dan mempraktikannya
secara langsung apa yang menjadi materi pembelajaran yang pada waktu itu untuk
mata pelajaran Pemeliharaan kelistrikan Sepeda Motor. Kemudian di hari yang
sama saat berada di ruang kelas teori Kompetensi keahlian Teknik Kendaraan
Ringan pada kelas XI TKRO jam Mata Pelajaran Pemeliharaan Sistem Kelistrikan
Kendaraan Ringan oleh Bapak Purwanto, S.Pd.Tdengan metode pembelajaran yang
memadukan antara Problem Basic Learning dengan Inquery Learning membuat siswa
termotivasi untuk melakukan Praktik. Sebelum memulai praktik diberikan beberapa
permasalahan yang ada pada sistem keliistrikan kemudian siswa berusaha untuk menjawab
persoalan tersebut dengan praktik langsung menggunakan media pembelajaran
Pada
tanggal 12 Oktober 2022 di ruang teori bengkel TBSM dengan bapak Sumarwoto,
saya dapat pengalaman bagaimana mengelola kondisi kelas sehingga siswa merasa
nyaman dan terayomi sesuai dengan sifat beliau yang memang sangat mengayomi dan
menghormati orang lain bahkan siswa. Ditambah dengan memberikan contoh dalam
menggunakan peralatan membuat siswa semakin paham dan semangat dalam
belajarnya.
Saat
berada di kelas Bapak Purwanto yang mengajar Seni pada hari Senin 17 Oktober
2022. Saya dapat melihat bahwa siswa dapat mengeluarkan semua kreativitasnya
dengan bimbingan dari beliau, metode yang digunakan dapat langsung diterima
oleh siswa dengan demikian secara spontan siswa dapat mengeluarkan bakat
seninya masing masing. Di hari itu juga saat Bapak Sabarudin yang mengajar Mata
pelajaran PAI di kelas XI TKRO saya dapat melihat bagaimana siswa mendalami
materi yang diajarkan karena metode/cara mengajar yang dapat diterima oleh
siswa, membuat siswa merasa nyaman dan tenang saat mengikuti proses
pembelajarannya.
Hari
selasa tanggal 18 Oktober 2022 merupakan
hari yang sangat berharga bagi saya, dalam 1 hari mendapatkan ilmu “mengajar” dan
dapat melihat langsung proses pembelajaran dengan berbagai media, metode, teknik
mengajar dan masih banyak lagi. Dimulai dari jam 07.30 WIB dengan Ibu Sri Fatmawati
pada mata pelajaran Bhs Inggris, saya dapat melihat siswa sangat antusias dalam
belajar bahasa inggris yang selama ini bagi anak SMK pelajaran bahasa inggris
adalah momok ke dua setelah pelajaran matematika. Secara aktif siswa saling
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris yang dibuat dialog secara
sederhana. Kemudian di hari yang sama pada jam 10.15 saat ikut pembelajaran
MIPAS kelas X SC oleh Ibu Putri. Dengan media yang dibawa sendiri oleh siswa yang
semuanya bahan secara mudah dapat kita dapatkan di lingkungan. dari media
tersebut siswa sangat antusias dalam melaksanakan praktik langsung walaupun
dilaksanakan di dalam ruang kelas, cara membimbing dan mendampingi siswa yang
sangat baik sehingga siswa merasa diperhatikan. Yang terakhir saat pada jam
terakhir yaitu pukul 11.15 WIB. Pada umumnya disaat jam terakhir merupakan jam
jam yang paling rawan saat kita memberikan materi keada siswa. Mengingat siswa
dari pagi sudah belajar sehingga saat hjam terakhir konsentrasi siswa akan
sangat berkurang, apalgi jika mata pelajaran yang diajarkan adalah Bhs Inggris.
Tidak demikian dengan ibu Utari saat itu, dengan metode dan gaya mengajar yang
sangat mengayomi siswa pembelajaran dapat berjalan dengan baik, komunikasi
terjalin antara guru dan siswa walupun banyak menggunakan kata kata dalam bahasa
inggris tetapi siswa dengan mudah dalam menangkap dan menjawab semua pertanyaan/perintah
yang diberikan.
Saya
sendiri sebagai salah satu guru Produktif untuk Kompetensi Keahlian TKRO
sangatlah masih jauh dalam kemampuan untuk melaksanakan proses pembelajaran
seperti yang bapak ibu lakukan. Smoga dengan ditugaskannya menjadi supervisor
ini dan dengan ilmu yang saya dapatkan saat menjalankan tugas sebagai supervisor
kedepannya dapat seperti yang Bapak/Ibu lakukan.
Terima kasih atas semua ilmu yang diberikan dan smoga ke depannya masih dapat mencuri ilmu dari bapak ibu guru STEMBAKA lainnya yang hebat hebat.
SEBUAH RENUNGAN BAGI GURU
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah
Adanya kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan hal ini didasari bahwa arah dan tujuan pendidikan diatur di dalam kurikulum sehingga dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran guru akan berpatokan pada kurikulum yang dipakai di satuan pendidikannya karena kurikulum itu dapat diibaratkan sebagai jantung pendidikan.